Memiliki budget yang tipis untuk menonton film tidak menyurutkan niat saya untuk menonton Logan. Sejak tahun 2016 setelah
menonton film Inferno, saya memang puasa nonton film di bioskop karena budget tersebut saya khususkan untuk menonton film Logan. Bahkan saya harus menahan untuk menonton film dari Marvel seperti Dr. Strange, huhuhu. Begitu spesialnya Logan di mata saya apalagi setelah mengetahui film ini adalah film terakhir Hugh Jackman membintanginya sebagai Logan. *cry*
Film yang
disutradarai oleh James Mangold dan tetap dibintangi oleh Hugh Jackman sebagai Logan, Patrick Stewart sebagai Profesor Xavier, Stephen Merchant sebagai Caliban dan Dafne Keen sebagai Laura. Film ini memilih setting tahun 2029 yang
looks biasa banget. Tidak seperti film-film Hollywood dahulu yang sangat utopis menyambut era milenium dengan penggambaran yang terlalu dilebih-lebihkan. Di film ini Logan yang sudah tampak tua dan daya regenerasi selnya mulai menurun bekerja sebagai supir limosin sewaan. X-Men juga sudah dibubarkan, karena jumlah mutan berkurang drastis. Profesor Xavier yang sudah tua dan menderita Alzheimer diasingkan ke suatu tempat yang mirip kaleng sambil dirawat oleh Caliban. FYI, Caliban pernah muncul ketika
film X-Men Days of Apocalipse.
Lupakan saja kejayaan X-Men sebelumnya, sudah enggak ada peralatan canggih,
cerebro atau simulator yang seperti menggunakan teknologi
VR seperti di
Xavier's School for Gifted Youngsters. Semua sudah enggak ada, yang ada hanyalah tangki bekas yang dirombak menjadi rumah Profesor X. Sedih dan miris guys! Profesor X yang sebelumnya kita kenal sebagai seorang yang bijak, kini jadi terlihat tua dan menyedihkan, serta susah diatur sampai Caliban angkat tangan mengurusnya. Ya, mau enggak mau giliran Logan yang mengurus Profesor X, yah itung-itung balas budi karena dulu pernah diasuh Profesor X.
Film yang berdurasi sangat lama tapi tidak membosankan ini mulai memuncak ketika Gabriela memohon kepada Logan untuk membawa anaknya, Laura ke Dakota, dan diberi imbalan 2000 dolar. Logan tidak menyadari bahwa Laura adalah seseorang yang mirip dengan dirinya, seperti yang dikatakan oleh Profesor X. Dan dimulailah petualangan Logan, Profesor X, serta Caliban untuk menyelamatkan Laura yang diselingi adegan konyol antara Profesor X dengan Logan yang dapat membuat seisi bioskop tertawa.
|
HA HA HA |
Sekedar informasi, Laura sebenarnya adalah seorang mutan dan memiliki kemampuan seperti Logan, ya, Wolverine generasi kedua. Jadi, sebenarnya Laura ini melarikan diri dari sebuah laboratorium bernama Transigen yang memroduksi mutan buatan. Laboratorium tersebut merekayasa gen dari anak-anak dengan menyisipkan gen dari mutan asli. Salah satu gen yang disisipkan adalah gen dari Logan, dan secara tidak langsung, Laura merupakan anak Logan. Mutan buatan tersebut tidak hanya Laura, namun masih ada banyak yang lain, kita dapat melihat generasi kedua dari Magneto, Storm dan sebagainya. Anak-anak ini melarikan diri dibantu oleh perawat laboratorium tersebut menuju Dakota Utara, sesuai komik yang menjadi rujukan mereka, bahwa di tempat tersebut terdapat kumpulan mutan yang nantinya akan melindungi mereka.
Menonton Logan menjadi keasyikan sendiri bagi saya, karena seperti menonton film pamungkas dari seri sebelumnya. Kita juga dapat mengetahui bagaimana akhir dari cerita kehidupan mutan yang ada di X-Men. Selain itu ketika menonton film ini saya seperti sedang mengenang dan membandingkan tokoh-tokoh di dalam X-Men
sejak film X-Men (2000) hingga yang terakhir. Dulu anggota X-Men yang merupakan mutan terkesan menjadi sosok manusia berkekuatan super dan dilengkapi dengan teknologi canggih di markas X-Men. Namun di film Logan ini seolah semua jadi terbalik, Profesor X menjadi orang yang tidak berdaya, Logan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan untuk pulih dari luka secara cepat menjadi berkurang kemampuannya, hingga membaca tulisan saja Logan memerlukan kacamata baca. Well saya sarankan yang belum menyaksikan Logan, selamat menonton, dan bagi yang sudah menonton, enggak salah juga nonton lagi, asik banget
gitu filmnya.
Senyam-senyum baca review Njus ini. Njus penggemar X-Men buaaangeeeet! Emang ya, kalau udah urusan film yang ditunggu-tunggu, kitanya ngusahain banget buat bisa nonton di bioskop.
BalasHapusBtw ku belum nonton ini. Ada soal alzhemeir-nya. Menariq~
Baguusss ini filmnyaaa aku sampai menangis sesenggukan liat Logan meninggal. Hiksss. . :(
BalasHapusAku nonton ini dari awal ngerasa miris banget sama semuanya, terus kadang ya ngakak juga sama Prof X bahaha, dan endingnya menangoz :( lemah memang
BalasHapusTapi penampilan Laura jadi kadang bikin: Enak kali ya kalo ngamuk level Laura, nyahaha XD
Belum nonton ðŸ˜
BalasHapus