Review Film: Phenomena (1985)

Leave a Comment
Review Film: Phenomena (1985) Indonesia
Review Film: Phenomena (1985) Indonesia via Imdb.com 

Nama Dario Argento, sutradara film Phenomena (1985) tentu sudah tak asing lagi buat para "sinefil" hehehe. Yup, Dario Argento merupakan sutradara asal Italia yang dikenal lewat filmnya seperti Deep Red (1975), Suspiria (1977), Inferno (1980) dan masih banyak lagi. Btw, film Phenomena (1985) ini juga dibintangi oleh Jennifer Connelly saat masih remaja. Buat kamu fans Jennifer tentu nggak boleh ketinggalan nonton film Phenomena (1985) ini, hehehe.

Jennifer Connelly sebagai Jennifer Corvino di film Phenomena (1985)
Jennifer Connelly sebagai Jennifer Corvino di film Phenomena (1985)
Film Phenomena (1985) yang mengambil setting di Swiss ini dibuka dengan adegan seorang gadis yang berlari karena ketinggalan bis yang akan ia tumpangi. 

Seorang gadis ketinggalan bis
Seorang gadis yang lagi apes ketinggalan bis
Nah karena di tempat tersebut cukup terpencil dan sepi banget, gadis tersebut berinsiatif mengunjungi sebuah rumah yang terletak tak jauh dari tempat ia akan menumpang bis, untuk mencari pertolongan. Setibanya di rumah tersebut, bukannya mendapat pertolongan, gadis tersebut justru diserang menggunakan senjata berupa gunting yang tajam, hingga dirinya tewas dan kepalanya terlepas dari tubuhnya.

Kepala gadis tersebut yang diketahui bernama Vera Grandt (Fiore Argento) kemudian berhasil ditemukan oleh Inspektur Rudolf Geiger (Patrick Bauchau) dan asistennya, Kurt (Michele Soavi), dan diselidiki bersama ahli entomologi (ahli serangga) John McGregor (Donald Pleasance). Hal ini karena John McGregor mampu memperkirakan waktu kematian dengan memeriksa belatung yang terdapat pada sisa tubuh korban.

Inspektur Rudolf Geiger dan asistennya, Kurt menyelidiki jasad gadis tersebut bersama ahli entomologi, John McGregor
Inspektur Rudolf Geiger dan asistennya, Kurt menyelidiki jasad gadis tersebut bersama ahli entomologi, John McGregor
Sementara itu, seorang anak bintang film ternama bernama Jennifer Corvino (Jennifer Connelly) tiba di Swiss Richard Wagner Academy for Girls sambil didampingi oleh Frau Bruckner (Daria Nicolodi). Di sekolah yang sekaligus asrama tersebut ia mendapatkan teman sekamar bernama Sophie (Federica Mastroianni).


Jennifer Corvino (Jennifer Connelly) tiba di Swiss Richard Wagner Academy for Girls
 Jennifer Corvino (Jennifer Connelly) tiba di Swiss Richard Wagner Academy for Girls
Menjadi seorang murid baru sekaligus anak dari bintang film terkenal tentu membuat Jennifer Corvino selalu menjadi sorotan. Dirinya disorot nggak hanya karena ketenaran ayahnya, tapi ia juga dikenal aneh karena menyukai serangga serta sering sering tidur sambil berjalan. Bahkan, Jennifer Corvino pernah menyaksikan seorang siswa terbunuh hingga berakhir tersesat di hutan karena masih tidak sadar, apakah hal itu mimpi atau nyata.

Jennifer Corvino tanpa sengaja menyaksikan pembunuhan seorang gadis
Jennifer Corvino tanpa sengaja menyaksikan pembunuhan
Jennifer Corvino yang masih linglung dan hampir tertabrak mobil kemudian ditemukan dan ditolong oleh Inga, seekor simpanse yang selalu mendampingi ahli entomologi John McGregor. Di situlah akhirnya Jennifer Corvino menemukan sosok sahabat yaitu John McGregor sendiri, karena John menganggap kemampuan Jennifer bukanlah hal yang aneh. Bahkan, John McGregor menugaskan Jennifer Corvino menjadi seorang detektif bersama lalat Sarkofagus atau Sarcophaga sp. untuk menyelidiki pembunuhan yang sering terjadi di wilayah tersebut. Hal ini karena John mengetahui Jennifer memiliki bakat yaitu mampu berkomunikasi dengan serangga, untuk mengetahui lokasi di mana mayat-mayat serta rumah pembunuh tersebut. 

John McGregor menugaskan Jennifer Corvino menjadi seorang detektif bersama lalat Sarkofagus untuk menyelidiki pembunuhan
John McGregor menugaskan Jennifer Corvino menjadi seorang detektif bersama lalat Sarkofagus untuk menyelidiki pembunuhan
Sementara itu, Jennifer Corvino juga kerap mendapatkan bully dari teman sekolahnya, serta guru dan pendampingnya, Frau Bruckner juga tidak ikut membelanya. Bahkan orang-orang terdekat Jennifer justru tewas dibunuh secara mengenaskan, sehingga Jennifer makin kacau. Hal ini tentu membuat dirinya kesepian, sedih dan ingin segera pulang, namun lagi-lagi dia terjebak dalam suatu keadaan yang mengancam nyawanya. Sebab, Jennifer Corvino tanpa sengaja melihat sang pelaku yang sedang membunuh seorang gadis.

Jennifer Corvino tidak tahan tinggal lebih lama di sekolah dan asrama tersebut
Jennifer Corvino tidak tahan tinggal lebih lama di sekolah dan asrama tersebut
Saat menonton film Phenomena (1985) ini, saya seneng banget karena disuguhi pemandangan alam Swiss yang menakjubkan, ditambah ada Jennifer Connelly yang kayak ubin masjid alias adem dan sejuk banget hehehe. Film horor Phenomena (1985) ini juga unik karena tokohnya menggunakan serangga untuk menyelidiki suatu kasus pembunuhan. Saat melihat kemampuan Jennifer Corvino, saya langsung jadi inget tokoh Shino Aburame di anime Naruto karena sama-sama menggunakan serangga untuk membantunya menyerang lawan, hehehe. Oh iya, karena banyak serangga di film ini, tentu kamu ingat dalam daur hidup serangga (dalam film ini serangga yang digunakan adalah lalat) terdapat satu fase setelah telur menetas yaitu fase larva alias belatung. 
Daur hidup flesh fly Boettcherisca peregrina (Diptera: Sarcophagidae)
Daur hidup flesh fly Boettcherisca peregrina (Diptera: Sarcophagidae)*
Nah, kalau kamu agak jijik dengan belatung saya sarankan nggak nonton film ini saat makan ya hehe, takut jadi nggak doyan makan. Meski begitu, Phenomena (1985) tetap terasa menegangkan dan mencekam hingga di bagian akhir film. Endingnya juga masuk akal karena kita diberikan banyak clue dari awal film hingga menjelang akhir, contohnya seperti bentuk senjata yang dipakai si pelaku.

Jennifer Corvino ditemani lalat untuk memecahkan misteri pembunuhan
Jennifer Corvino ditemani lalat untuk memecahkan misteri pembunuhan

Bisakah Jennifer Corvino yang hanya berbekal lalat Sarkofagus menemukan dan memecahkan misteri pembunuhan berantai ini? Lalu apakah dirinya berhasil selamat dari pembunuh tersebut? Daripada penasaran, mending coba nonton aja deh. Well, selamat menonton! (*)

*Tropical Biomedicine 36(1): 131–142 (2019), judul: Boettcherisca peregrina (Diptera: Sarcophagidae): A flesh fly species of medical and forensic importance

0 komentar:

Posting Komentar