Review Film: Midsommar (2019)

5 comments
Review Film: Midsommar (2019) Indonesia, via Imdb.com
Hai halo semua, kali ini saya akan membahas sebuah film yang disutradarai oleh Ari Aster, Midsommar. Yup, sebelumnya pada tahun 2018 Ari Aster telah menyutradarai film bergenre horor berjudul Hereditary yang sukses membuat resah dan gelisah banyak orang. Oleh karena itu, tentu film Midsommar sangat dinanti khususnya bagi para pencinta film. Midsommar yang rilis pada Juli 2019 ini semula dijadwalkan akan tayang di Indonesia pada 21 Agustus 2019, sayangnya karena masalah sensor Midsommar dikabarkan tak bisa tayang di Indonesia. Beruntung, akhirnya Midsommar jadi tayang pada 11 September 2019 ini. Alhamdulillah ya Allah akhirnya bisa nonton film resah lagi haha. 

Well, Midsommar bercerita tentang Dani (Florence Pugh) mahasiswi psikologi yang memiliki masalah berat yang menimpa keluarganya. Tentu saja hal ini membuat Dani menjadi depresi dan sangat bergantung kepada pacarnya, Christian (Jack Reynor) yang juga sedang mengerjakan tesisnya di jurusan antropologi sebagai tempat untuk curhat atau berkeluh kesah. Meski begitu, Christian terlihat tidak begitu menikmati hubungannya dengan Dani ini, dan tetap menjaga hubungannya tetap awet karena komitmen. 

Dani dan Christian kerap terlibat percek-cokan, meski begitu Christian enggan memutuskan Dani karena merasa bertanggung jawab mengurusnya dan menjaga komitmen
Hal ini tentu membuat teman-temannya seperti Mark (Will Poulter) risih dengan sikap Christian dan membujuknya untuk mengakhiri hubungannya yang toxic serta mengajaknya berlibur di desa leluhur Pelle (Vilhelm Blomgren), Hårga, di Hälsingland, Swedia. Singkat cerita, karena Christian tampak tidak ingin menyakiti pacarnya, akhirnya ia mengajak Dani ke Swedia bersama teman-temannya yang lain, agar hubungannya bisa menjadi lebih baik. 

Dani akhirnya ikut berlibur bersama Christian dan teman-temannya di Swedia via Imdb.com
Dalam film Midsommar, diceritakan bahwa di Swedia tepatnya desa Hårga, Hälsingland, memiliki sebuah acara festival spesial yang akan berlangsung selama 9 hari. Festival yang diadakan sekali dalam 90 tahun ini dihiasi dengan berbagai dekorasi unik dan cantik, memakai kostum khusus lengkap dengan simbol dihiasi alfabet Runik, pemilihan May Queen, makan, minum dan sebagainya.

Festival unik tiap pertengahan musim panas yang diadakan sekali dalam 90 tahun di desa Hårga, Hälsingland, Swedia, via Imdb.com
Pastinya hal itu bikin ngiler turis-turis asing macam Mark yang pengin segera anuan bersama cewek-cewek seksi di Swedia, Christian-Dani agar bisa memiliki hubungan yang lebih solid, sedangkan Josh (William Jackson Harper) bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penduduk Harga yang akan ia angkat sebagai topik tesisnya. 

Festival Midsommar yang diadakan oleh penduduk desa Harga, Halsingland, Swedia, via Imdb.com
Seperti yang bisa kalian lihat di trailernya, di film yang bergenre horror ini terlihat unik karena menyajikan suasana yang sangat terang pada siang atau pagi hari, tidak seperti selayaknya film horror yang identik dengan ruangan yang gelap pada malam hari. Tidak seperti di film Hereditary, dari awal film kita memang sudah bisa merasakan kejanggalan penduduk Hårga di Swedia ini. Kita juga dituntun untuk melihat berbagai ritual “aneh” pada festival spesial ini yang sudah terlihat jelas di trailer-nya. Anggota suku Hårga juga sering terlihat riang gembira yang justru membuat kita jadi merasakan ngeri dan muak, bertanya-tanya apakah ada maksud di balik keramahan mereka semua. 

Di balik senyuman dan keramahan mereka, mungkin menyembunyikan kengerian yang nggak bisa kita bayangkan, via imdb.com
Untuk kamu yang menyukai adegan jump scare yang super bikin kaget seperti nonton Conjuring, kamu harus siap-siap agak merasa bosan atau mengantuk saat nonton film Midsommar ini. Yup, hal ini karena Midsommar menyajikan ceritanya secara lambat yang lama kelamaan akan memuncak pada adegan sadis dan brutal yang bisa membuat perut jadi terasa tidak nyaman. 

Adegan sadis dan brutal di film Midsommar bisa membuat perasaan jadi resah dan gelisah, via imdb.com
Jujur, saya juga berkali-kali merasa pusing karena harus menahan kantuk agar tetap bisa melihat detail yang disajikan Ari Aster di filmnya kali ini. Setiap detail seperti lukisan, gambar-gambar di dinding dan atap rumah juga menarik untuk diperhatikan karena sangat berhubungan dengan cerita di Midsommar ini. 

Detail gambar kayak gini jangan lupa diperhatikan waktu nonton Midsommar, nah kalau gambarnya kayak gini kira-kira mereka bakal ngapain ya? Hahaha via Imdb.com

Oiya, karena saya nonton di bioskop, adegan selama 9 menit yang dipotong di film Midsommar ini menurut saya tidak cukup mengganggu, dan tetap bisa mengikuti jalan ceritanya dengan baik. Ya, cuma kurang nampol aja sih. Nah buat kamu yang penasaran dengan nasib Dani dan kawan-kawan yang lagi asyik berlibur di Swedia ini, sebaiknya segera nonton deh daripada penasaran dan keburu kena spoiler haha! Happy watching! (*)

5 komentar:

  1. Mau nonton yang versi bluray aja deh. Hahahaha. Asli malah penasaran sama adegan yang dipotong meski katanya nggak mengganggu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini dah keluar director's cut nya juga sih, bisa ditonton biar makin mantap

      Hapus
  2. Harusnya saya kemaren gak usah nonton film ini. Ritual awal2 yang lompat2 itu ya biasa aja. Udh sering liat di film2 gore. Menyajikan kengerian khas kecelekaan lah. Tapi ke belakang belakang malah bukan ke brutalannya yg bikin gaenak, ekspresi karakter, situasi gak bisa kaburnya itu yg membuat gelisah. Muka psikopat sekampung kampung itu kayaknya yg bikin saya gak nyaman nontonnya. Berasa lagi terancam pas nontonnya. Lebih fun nonton IT, padahal sudah memutuskan buat gak nonton film gore2 lagi malah nemu ini. Harusnya baca review atau genrenya dulu yak. Nggak asal nonton. :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Haw. Harus banyak referensi untuk bisa menikmati film ini. Aku pertama nonton juga kesannya biasa aja. Walaupun lebih baik dari Hereditary, tapi enggak ada yang terlalu spesial dari Midsommar. Namun setelah baca beberapa review dan ngobrol sama orang yang lebih ngerti sisi lainnya (bukan sisi horor melainkan melodrama), aku harus mengakui kalau film ini adalah salah satu masterpiece tahun ini.

      Hapus
    2. Haw, haha mungkin lain kali enaknya nonton trailernya dlu sebelum nonton. Takut asal pilih mufi.

      Nfirmansyah: setelah nonton film ini untuk yg kedua kalinya ngga tau napa kesannya jd biasa bgt, menurutku bagusan Hereditary sih. Hehe tp ya gapapa yg penting nonton eh ga nonton jg ngga papa deng hehe siapa aku huhu

      Hapus