Review Film: The Fan (1982) Indonesia |
Hubungan antara seorang idola dan fans fanatik, merupakan inti cerita dari film horor The Fan atau Der Fan (1982). Film asal Jerman yang disutradarai oleh Eckhart Schmidt ini mengisahkan seorang remaja bernama Simone (Désirée Nosbusch) yang tergila-gila dengan penyanyi pop bernama R (Bodo Staiger).
Simone (Désirée Nosbusch) di film The Fan (1982) yang tergila-gila dengan penyanyi pop bernama R (Bodo Staiger) |
Tentu hal ini sangat wajar dan pernah kita alami saat remaja, di mana kita sering mengidolakan seseorang artis atau penyanyi, kemudian membayangkan, bagaimana jika beneran ketemu, ngobrol sama orang yang kita idolakan, bahkan ngebayangin menjalin hubungan dengannya dan sebagainya. Tapi, Simone ini justru ngefansnya udah sampai tahap fanatik banget. Simone rajin mengirim surat kepada R, bahkan setia menunggu balasan suratnya setiap hari.
Simone di film The Fan (1982) selalu setia menunggu balasan surat dari idolanya |
Simone sangat ingin R memikirkan dirinya, dan membuat dirinya jadi bagian dari kehidupan R. Ia bahkan tampak seperti seseorang yang linglung dan seolah lagi kena sirep alias kayak nggak sadar. Yang ada di pikirannya cuma R, bahkan saat berada di kelas ia juga hanya melamun dan sering membolos.
Simone di film The Fan (1982) cuma melamun memikirkan R setiap hari |
Sedangkan bagi R sendiri, memiliki karir sebagai penyanyi yang tengah ramai diperbincangkan dan dikelilingi banyak fans tentu merupakan kenikmatan serta kebahagiaan. Banyak orang yang ingin mendapatkan kepopuleran seperti R. Bahkan R sendiri juga sering mendapatkan kiriman banyak surat dari fans-fansnya yang tidak satupun ia baca, dan langsung dibuang begitu saja. R juga mudah sekali mendapatkan apapun yang ia mau, termasuk dapat memilih cewek mana saja yang ia suka.
Menjadi penyanyi pop terkenal, R tentu kerap dikelilingi banyak orang termasuk cewek cantik |
Lama kelamaan, kekaguman Simone kepada R sudah berubah menjadi semacam obsesi. Simone tak tahan suratnya tidak pernah dibalas sang idola. Oleh karena itu, ia bersikeras untuk mendatangi tempat R akan tampil, bagaimana pun caranya. Untuk R sendiri, kehidupan yang menyenangkan sebagai seorang idola kemudian akan terasa berbalik arah menjadi bak film horor ketika memiliki fans fanatik yang sangat ingin memilikinya.
Saat menonton film The Fan (1982), saya sangat menyukai karakter Simone yang sukses memerankan seorang gadis remaja yang benar-benar mabuk kepayang kepada idolanya. Bahkan dia sering bertengkar dengan orangtuanya, rela membolos hingga melakukan tindakan nekat hanya demi membahagiakan idolanya, yang bahkan tidak mengenal dia. Meski masuk ke genre film horor, film The Fan (1982) tidak memberikan jumpscare seperti hantu atau adegan sadis yang mengagetkan. Film The Fan (1982) juga terasa sangat slow tapi hal ini membuat kita mudah memahami karakter Simone yang pendiam dan hanya fokus kepada R saja. Bahkan sampai ending, Simone juga terlihat tampak tenang dan diam menghadapi semua yang harus ia lakukan demi menjadi bagian dari kehidupan R atau R menjadi bagian dari dirinya.
Lalu, bagaimana nasib Simone setelah bertemu dengan R? Apakah harapan yang selama ini ia pupuk akan terlaksana? Daripada penasaran, coba tonton juga deh! (*)
Mbak Njus makasih udah merekomendasikan film ini ke aku. Suka banget sama karakternya Simone. Dari awal auranya udah keliatan bagus aja. Pas jadi idola fanatik tapi nggak menggebu-gebu di luar wkwkwk.
BalasHapusEndingnya edan. Haha.