Review Film: Eyes Without a Face / Les Yeux Sans Visage (1960) Indonesia |
Film horor Eyes Without a Face atau Les Yeux Sans Visage (1960) yang disutradarai dan ditulis oleh sutradara Georges Franju ini merupakan adaptasi novel berjudul sama karangan Jean Redon. Film horor Eyes Without a Face yang mengambil setting di Paris ini mengisahkan tentang seorang dokter bedah yang berambisi mengembalikan kecantikan wajah putrinya yang sudah rusak akibat kecelakaan.
Setelah istrinya meninggal, Dr. Génessier (Pierre Brasseur) tampaknya sangat terpukul dan bertanggungjawab akan kecelakaan yang menimpa putrinya, Christiane (Edith Scob). Melihat wajah cantik Christiane jadi rusak parah, Dr. Génessier ingin melakukan segala cara agar wajah cantik putrinya bisa kembali. Tapi ternyata Christiane bukan wanita pertama yang jadi 'objek percobaan' ayahnya. Sebelumnya, sekretarisnya yang bernama Louise (Alida Valli) juga telah berhasil dioperasi wajahnya yang rusak parah oleh Dr. Génessier, sehingga kini memiliki wajah cantik dan hanya meninggalkan bekas luka di leher yang bisa ditutupi dengan kalung mutiara.
Louise, sekretaris Dr. Génessier di film Eyes Without a Face (1960) |
Mengingat kebaikan Dr. Génessier pada dirinya, maka Louise sangat setia melakukan apapun yang diminta dokter bedah tersebut, walau sebetulnya dia sudah muak dengan permintaan sang dokter. Yaitu mencari "mangsa" untuk diberikan pada Dr. Génessier agar bisa digunakan untuk memperbaiki wajah putrinya. Wanita yang dicari oleh Louise dan Dr. Génessier pun memiliki ciri yang mirip dengan putrinya. Wanita kulit putih, berambut pirang menjadi sasaran Louise dan Dr. Génessier. Nggak cuma itu, Louise juga yang harus membereskan mayat-mayat wanita yang terbunuh usai wajah mayat tersebut digunakan untuk memperbaiki wajah Christiane.
Louise membantu menyingkirkan mayat-mayat wanita yang telah tewas akibat perbuatan Dr. Génessier |
Para polisi di daerah tersebut tentunya semakin curiga karena laporan orang hilang semakin meningkat. Apalagi orang hilang tersebut memiliki ciri-ciri yang mirip yaitu wanita kulit putih, cantik dan berambut pirang. Oleh karena itu, polisi akhirnya memberikan umpan yang nantinya akan membongkar kelakukan Dr. Génessier.
Baca Juga: Review Film Candyman (1992)
Selain horor, film Eyes Without a Face (1960) ini juga memberikan drama kehidupan keluarga yang menarik untuk diikuti. Seorang ayah yang ambisius ingin membahagiakan putrinya, namun melakukan segala cara yang sebetulnya malah menyakiti Christiane. Bahkan semua cermin di rumah Dr. Génessier dhilangkan, agar Christiane tidak sedih melihat wajah aslinya. Christiane sendiri juga sebetulnya tidak ingin dirinya tetap hidup bahkan membuat wanita-wanita cantik tersebut tewas agar wajahnya kembali seperti semula. Perasaan tidak enak, terluka dan bersalah Christiane sangat terlihat di film ini walau Eyes Without a Face merupakan film yang berwarna hitam putih. Nggak cuma itu, saya juga terbantu dengan beberapa dialog yang mendeskripsikan warna objek pada film ini, seperti warna rambut pirang dan sebagainya, sehingga mempermudah memahami film hitam putih ini.
Christiane sebetulnya tidak bahagia melihat banyak wanita tewas agar wajahnya kembali seperti semula |
Nah, buat kamu yang ingin menonton film horor sekaligus drama, kamu bisa cek film Eyes Without a Face (1960) ini. Well, selamat menonton! (*)
0 komentar:
Posting Komentar