What Can We Learn From Joker?

13 comments



"Jika kamu menghargai orang dari segi apa yang dia punya, entah kekuasaan ataupun kekayaan, maka kamu akan diperlakukan sebagai sesuatu yang bisa dibeli" -Anonim


Sebelum bahas Joker, alangkah baiknya kita mundur sejenak mengingat film The Dark Knight (2008) seperti apa. Jadi film The Dark Knight (2008) ini berkisah tentang Kota Gotham yang selalu diliputi kriminalitas dan kejahatan yang tidak berujung. Seperti sudah ada sistem antara pelaku yang ternyata adalah pejabat serta pionnya yang berupa para pelaku kriminal kelas teri.

Sampai akhirnya muncul Batman (Christian Bale), sosok pahlawan yang menumpas kejahatan dunia bawah. Namun, Batman datang dengan topeng, sehingga tidak ada seorang pun yang tahu identitas aslinya (walau Alfred, Lucius Fox, Gordon, Rachel tahu kalo Batman itu Bruce Wayne). Hingga munculah Harvey Dent (Aaron Eckhart), Ksatria Putih Gotham, sosok pahlawan yang berani menumpas kejahatan, tanpa menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. And then, Joker comes. Joker (Heath Ledger) datang dan membuat semuanya begitu jelas. Batman memiliki rencana sendiri, Dent, serta Gordon (Gary Oldman) yang juga memiliki rencana nya sendiri. Joker datang hanya ingin menjalankan rencana-rencana mereka. Dan akhirnya tiga pihak tersebut menjadi tidak saling percaya satu sama lain.

Saya dulu juga sempet iyuh sama Joker di film Batman The Dark Night. Riasan wajah yang menakutkan, tidak punya hati dan tanpa ampun menghabisi lawannya. But, setelah sekian lama (dasar lelet) saya baru ngerti kalo Joker itu tokoh villain yang paling berkelas dan paling hebat. Dia nggak pernah bisa dibeli. Melalui tokoh Joker dapat kita lihat nilai-nilai kebaikan diajarkan dengan baik di pribadi Joker, dengan menampilkan yang sebaliknya.

Jika  menonton film superhero seperti ini, wah pasti awalnya kita akan menjagokan sang tokoh utama, baik, rupawan, bangsawan, kaya raya, dermawan, nggak sariawan dan sebagainya. I suggest that you choose Batman, first, as your idol in this film. Tapi, kalau kita cermat, Joker disini bisa menyuguhkan dan mengungkapkan sesuatu yang jadi sisi jahat kita. Nggak usah mengelak kalau kita juga punya sisi jahat, orang kita manusia kok, diberi nafsu. Bakal kerasa tertampar banget kok kalau kita mendalami dan melihat dari sudut pandang Joker.

Mengapa Joker menjadi tokoh Villains yang hebat? Simple, karena dia sama sekali nggak bisa dibeli. Saya masih inget adegan Bruce Wayne berdiskusi dengan Alfred perihal Joker, "Kejahatan itu tidak rumit Alfred, kita hanya tinggal memenuhi apa yang mereka inginkan". Tapi Alfred dengan bijak menjawab , "Ketika saya masih bertugas di Burma, terdapat sebuah rombongan yang ingin menjilat penguasa, yang membawa berlian. Di tengah jalan mereka di rampok oleh sekawanan bandit. Kami tidak bisa menemukan siapapun yang melakukan perniagaan dengan bandit tersebut. Sampai suatu ketika, enam bulan kemudian, terdapat anak-anak kecil yang bermain dengan berlian berukuran sebesar jeruk keprok. Bandit tersebut membuangnya. Mereka ini melakukan perampokan hanya karena berpikir itu adalah olahraga yang bagus. And for some people, like Joker, just want to watch the world burn, dia tidak bisa dibeli".


Ketika Joker “memeras” mafia dengan meminta uang mereka sebesar setengahnya, apa yang dia lakukan dengan uang tersebut? Dia membakarnya. “It’s not about money, it’s about sending message”. Apa juga yang dibutuhkan oleh Joker? Uang buat apa? Hidup mewah? Dia cukup bahagia hidup “seadanya”. 

"All you care about is money.  Dan tahukah kau persamaan mereka? They are cheap".


Hal ini bikin hati kita tergelitik. Coba kita mikir di sudut pandang yang berbeda, ya sepertinya hidup seperti itu bagus. Jadi sesuatu yang nggak bisa dibeli. Kita tetep berbuat baik, melakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Menjunjung nilai dan moral terpuji yang kita anut. Suap? No, karena kita tahu hal tersebut bukanlah hal yang terpuji. Ya gitu. Jika kita masih mau disuap dengan hal-hal semacam kekayaan, kekuasan dan sebagainya, wah ternyata masih hebat Joker ya!



image source : moviepilot.com

13 komentar:

  1. Wisss...keren, keren, suka sama tulisan ini :)

    BalasHapus
  2. Bagus kak, seneng bacanya :)

    BalasHapus
  3. Why so serius? Itu, sih, yang paling gue suka. Haha. Suka juga sama tulisan ini. Karakter favorit gue diceritain. :))
    Benar. Joker hanya bahagia dengan hal-hal remeh. Gak tertarik sama uang. Dia cuma bikin Gotham kacau. Ehehe

    Dan satu kutipan dari Joker yang bikin gue tidak menilai sebuah karya dengan murah, "If you're good at something, never do it for free"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Joker sangat menginpirasi sekali sih mas :D
      eh mas, tapi ada yang bilang "if you do something for free, you're good" haha

      Hapus
    2. Baru baca balesannya. Gue dipanggil mas. :(

      Hapus
  4. ini juga alasan saya jadiin The Dark Knight sebagai film superhero terfavorit. IMO, Batman yang ini nggak cuma jeder-jeder pamer CGI, tapi juga menyentil sisi-sisi humanis penontonnya, mengajak penonton berpikir, bahwa tidak semua hal yang ada di dunia ini melulu soal materi

    BalasHapus
  5. Saya juga bingung mau memihak siapa pas nonton TDK. Bagi saya, dua-duanya, baik Batman atau Joker, punya cara sendiri untuk mengatasi masalah. Dan kata-katanya yang paling menonjok adalah, "If you're good at something, never do it for free." dan juga, "Why So Serious?" Dan aktor yang meranin Joker gua the best, Heath Ledger.

    BalasHapus
  6. dan saya juga kata-kata joker yang Why You So Serious :)

    BalasHapus
  7. Aku gak tau apa itu jeruk keprok...

    Beuh.. keren banget ini penjahat, gak ngelakuin sesuatunya karena uang. Emang berkelas banget dah, Joker-nya The Dark Knight itu emang terbaik. Dan aku ngefans sama tulisan mbak, Justin.

    BalasHapus
  8. Joker memang villains paking realistis. Apa adanya. Suka sama kata-katanya, "if you're good at something, don't do it free..."

    BalasHapus